Harap Tunggu ....

Change Color

Tempe

IMG_20220818_134837.jpg

Usaha tempe yang dimiliki oleh Bapak Rifa’I dan Ibu Egi merupakan satu-satunya produsen tempe yang masih bertahan di Desa Penambangan. Usaha tempe ini dimulai sejak tahun 2002 sehingga usaha tempe ini sudah berdiri selama 20 tahun. Pemilik usaha tempe ini memulai usahanya dengan belajar dari kakaknya yang kemudian menerapkan pengalamannya yang di dapat dengan mendirikan usaha tempe sendiri. Usaha tempe ini milik pribadi sehingga belum ada karyawan yang membantu dalam produksi tempe. Proses produksi tempe membutuhkan waktu sekitar 4 hari dan dalam sehari bisa memproduksi sebanyak kurang lebih 15 kg. Pemasaran tempe ini hanya dilakukan secara langsung di tempat, yaitu di pasar Nangkaan dan di warung milik pribadi. Proses pemasaran tempe di pasar Nangkaan ini biasa dilakukan sekitar pukul tiga dini hari sampai pukul 7 pagi. Tempe dijual per bungkus seharga Rp 2000. Tempe yang diproduksi dapat bertahan selama 1-3 hari, bergantung pada suhu saat penyimpanan.

 

Adanya pandemi berdampak pada usaha tempe di Desa Penambangan. Produksi tempe yang awalnya bisa mencapai 75 kg menurun menjadi 15 kg pada masa pandemi. Penurunan produksi tempe tentu akan berdampak pada omzet penjualan yang diperoleh, yaitu menurun dari Rp 3.000.000 per bulan menjadi Rp 1.500.000 per bulan. Kenaikan harga kedelai yang sempat terjadi beberapa waktu lalu juga berdampak pada omzet yang diperoleh. Namun, pemilik usaha tempe tetap berusaha untuk menjual tempe dengan harga normal, yaitu Rp 2000 per bungkus. Pemilik usaha tempe ini hanya memproduksi tempe dan tidak memproduksi produk olahan tempe.

 

Pemilik usaha tempe berencana akan memasarkan tempe secara daring untuk memperluas jangkauan pasar. Pemasaran tempe ini telah menjangkau Jember dan Bondowoso. Informasi pemesanan dapat melalui:

Whatsapp: 082336521615 (Bapak Rifa’i)

Ada pertanyaan silahkan hubungi kami

Hubungi Kami di 082336878111